Penelitian dan Kerjasama

Masterplan Kelistrikan Sulawesi: Membangun Sistem Energi yang Andal dan Berkelanjutan

Pulau Sulawesi dikenal sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Keberadaan industri pengolahan mineral, kawasan industri, serta pembangunan infrastruktur modern mendorong kebutuhan listrik yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. Untuk menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2018 PLN bersama Universitas Gadjah Mada menyusun Masterplan Kelistrikan Sulawesi, sebuah panduan jangka panjang yang mengarahkan pembangunan sistem kelistrikan hingga tahun 2050.

Potensi Energi yang Melimpah

Sulawesi memiliki kekayaan energi yang beragam. Dari sisi energi fosil, cadangan batubara dan gas bumi masih tersedia dalam jumlah besar dan dapat dimanfaatkan untuk menopang kebutuhan jangka pendek-menengah. Namun, yang menjadi kekuatan utama Sulawesi adalah potensi energi terbarukan: aliran sungai besar untuk tenaga hidro, sumber panas bumi yang tersebar di beberapa titik, potensi tenaga angin di wilayah pesisir, radiasi surya yang stabil, hingga biomassa dari hasil perkebunan dan limbah pertanian. Potensi ini, jika dikembangkan dengan tepat, dapat menjadikan Sulawesi sebagai pionir energi bersih di Indonesia Timur.

Permintaan Listrik yang Terus Meningkat

Studi ini memproyeksikan bahwa kebutuhan listrik di Sulawesi akan tumbuh pesat hingga 2050. Pendorong utamanya adalah pertumbuhan industri pengolahan nikel dan mineral lain, yang membutuhkan daya dalam skala besar. Selain itu, tren elektrifikasi transportasi melalui kendaraan listrik, peningkatan populasi, serta pembangunan kawasan ekonomi khusus membuat kebutuhan listrik semakin mendesak. Oleh karena itu, perencanaan energi tidak hanya berbicara soal menambah pembangkit, tetapi juga memastikan distribusi dan transmisi listrik berjalan merata ke seluruh wilayah.

Strategi Pembangunan Pembangkit

Dalam perencanaan, beberapa skenario dikaji: skenario pertumbuhan moderat dan skenario pertumbuhan tinggi. Hasilnya menunjukkan perlunya kombinasi antara pembangkit konvensional (seperti PLTU dan PLTG) dengan percepatan pembangunan energi terbarukan. Dalam jangka menengah, gas bumi diposisikan sebagai “jembatan transisi” menuju sistem energi bersih, sementara pembangkit hidro, panas bumi, surya, dan angin mulai diperluas secara agresif setelah 2025. Penempatan pembangkit dirancang mengikuti pusat-pusat beban industri agar suplai listrik lebih efisien.

Interkoneksi untuk Sulawesi yang Terhubung

Salah satu gagasan kunci dalam masterplan ini adalah pembangunan jaringan interkoneksi listrik yang kuat. Selama ini, sistem di Sulawesi masih terpecah-pecah: wilayah utara, tengah, dan selatan tidak sepenuhnya terhubung dengan baik. Karena itu, dibutuhkan pembangunan backbone transmisi bertegangan tinggi, mulai dari 275 kV dalam jangka menengah hingga 500 kV untuk jangka panjang. Dengan interkoneksi penuh, listrik dapat mengalir dari daerah yang surplus energi ke daerah yang defisit, sehingga sistem menjadi lebih andal, efisien, dan tahan terhadap gangguan.

Menjaga Keandalan Sistem

Masterplan ini juga menyertakan analisis teknis yang mendalam. Simulasi aliran daya, analisis kontingensi, hubung singkat, hingga studi stabilitas dilakukan untuk memastikan sistem tetap aman meski menghadapi pertumbuhan beban yang besar. Hasilnya menunjukkan bahwa interkoneksi antarprovinsi dan penguatan gardu induk adalah kunci untuk menjaga stabilitas listrik Sulawesi.

Kebutuhan Investasi

Mewujudkan visi besar ini tentu membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Biaya pembangunan mencakup penambahan kapasitas pembangkit, pembangunan jaringan transmisi bertegangan tinggi, hingga penguatan gardu induk dan infrastruktur pendukung. Namun, manfaatnya sangat besar: sistem kelistrikan yang lebih andal akan memperkuat daya saing industri Sulawesi, mendorong investasi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kesimpulan dan Arah Kebijakan Laporan ini menegaskan beberapa arah penting:
  1. Pemanfaatan energi terbarukan secara optimal untuk mendukung transisi energi bersih.
  2. Pembangunan interkoneksi Sulawesi sebagai fondasi keandalan dan efisiensi.
  3. Penyediaan listrik yang memadai untuk kawasan industri strategis.
  4. Keselarasan dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Dengan strategi ini, Pulau Sulawesi diharapkan memiliki sistem kelistrikan yang andal, modern, berkelanjutan, serta mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Penelitian dan Kerjasama Lainnya

Kelompok Bidang Keahlian (KBK)

Sistem Energi Listrik Cerdas Berkelanjutan

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM Yogyakarta, 5281
Email : teti@ugm.ac.id
Phone : +62 (274) 552305
Fax : +62 (274) 552305